Selasa, 27 Desember 2011

" a letter to Mom "








" Mama, ade pengen ketemu. Ade kangen mama. Mama baik - baik gak disana? Ade pengen meluk mama. Ade pengen deh tidur dipangkuan mama. Walaupun ade tahu kalo itu gak mungkin."









Mom,,

     Ade sedih banget karena ade sering ngerasa sendirian sekarang ini. Disaat ade sakit, mama gak ada di deket ade. Waktu ade lagi butuh perhatian dari mama, mama gak ada buat ade. Disaat ade lagi butuh temen, gak ada yang mau nemenin ade. Sekarang papa dah bukan papa yang selama ini ade kenal. Sekarang papa udah berubah Mam. Mam, kenapa sih mama tega ninggalin ade dalam waktu yang begitu cepat ? Ade masih bener - bener butuh mama. Ade masih pengen bareng - bareng mama. Ade pengen kita kayak dulu lagi Mam. Kita bisa main bareng, ketawa bareng, cerita - cerita tentang hal yang lucu bahkan sedihpun kita selalu bareng - bareng.  Mam, ade pengen ketemu. Ade kangen mama. Mama baik - baik gak disana? Ade pengen meluk mama. Ade pengen deh tidur dipangkuan mama. Walaupun ade tahu kalo itu gak mungkin.

     Mam, sampai kapan ya ade harus terus - terusan bersandiwara di depan temen - temen ade ? Selama ini ade udah berusaha nyembunyiin perasaan ade. Tapi, kayaknya itu susah banget. Apalagi kalo penyakit ade udah mulai kambuh lagi. Ade gak mau mereka tahu, karena ade gak mau bikin mereka khawatir. kalo penyakit ade lagi kambuh, ade suka sedih banget, karena ade harus ngerasain sakitnya sendirian. Ade gak mau orang -orang liat gimana perihnya kalo ade lagi kesakitan. Mungkin cuma mama yang tahu segalanya.

     Mam, kalo aja mama masih ada disini, mungkin ade gak akan ngerasa sesedih ini. Karena ade yakin, mama pasti akan selalu ada kapanpun ade butuhin mama. Dan ade juga yakin, mama pasti bakal selalu nemenin ade waktu ade sakit. Mam, ade pengen jadi orang yang sehat kayak dulu lagi. Ade gak mau jadi orang yang penyakitan kayak gini. Ade menderita banget Mam. Ade pengen  hidup normal. Ade capek kayak gini terus. Yang ade bisa cuma nangis sambil menyesali nasib ade sendiri. Karena ade gak tau harus cerita sama siapa lagi. Perasaan ade ini cuma bisa ade pendem sendirian.

     Semoga tulisan ade ini bisa sampe ke mama disana ya, Mam.

" Kasih ibu, kepada beta. Tak terhingga sepanjang masa. 
Hanya memberi, tak harap kembali. Bagai sang surya menyinari dunia. " 


Ditulis oleh seorang " kawan " saat dia berumur 13 tahun. 

Senin, 26 Desember 2011

Malam

" 3 hal yang tak sanggup ku hentikan, sang waktu, kamu dan cinta "

Waktu terlihat tertunduk lesu
Saat dimana sang penerang tak terlihat lagi
Hanya sinarnya yang sedikit menerangi
Oh..indahnya jingga di senja kala itu

Terang berganti gelap
Pertanda malam telah datang
Keindahan warna di atas awan
Berubah menjadi hitam nan kelam

Waktu kembali melangkah maju
Malam membuat suasana hening seketika
Hitam yang tampak tak lagi kelam
Beribu cahaya indah menghiasi malam
Indah kurasa, namun tetap saja gelap

Diamku tak merasakan waktu
Hingga larut tak terasa
Cahaya itu tak terlihat lagi
Hening, sunyi, dingin dan sepi

Malam,
Kenapa tak kau biarkan cahaya - cahaya itu tetap hiasi langitmu
Kenapa tak kau biarkan warna memperindah langitmu
Apa kau ingin tetap dalam sunyi
Apa kau ingin tetap dalam sepi

Langit kini menangis, membasahi malam
Menambah dinginnya suasana kala itu
Gemericik air terdengar merdu
Menemani kesunyian malam yang sendu

Tak terasa waktu terus berlalu
Hujan itu tak jatuh lagi
Hanya gelap yang tampak
Kembali malam terasa begitu dingin dan sunyi
Sendiri, hening dan sepi

Malam...

Pemikiran


       Yang terfikir bukan apa yang harus, tapi apa yang ingin dilakukan. Jadikan keharusan menjadi sebuah keinginan. Itu bisa menjadikan apapun lebih berkembang. " Kata " hanya sebagai sarana untuk memacu perkembangan, begitu pula " Tubuh ". Lepas dari itu " Proses " yang dijalani juga takkan mudah. Orang yang mengerti tentu bisa bersabar dan memetik hasil dengan bangga, sebaliknya orang yang melawan tidak akan bisa sampai kepada apa yang di inginkan. - Pey -

Ruang Waktu




" Aku terjebak dalam waktu. Entah dimana aku, yang pasti kurasakan sakit yang teramat sangat disini... TOLONG AKU !! "



 




     Ketika itu gelap dan sepi diluar. Aku memberanikan diri untuk masuk kedalam rumah yang terlihat tua dan rapuh itu. Aku berjalan dengan sangat hati – hati karena jalan menuju rumah tersebut licin dan ditutupi lumut. Mungkin karena sudah lama sekali rumah itu ditinggalkan oleh pemiliknya. Sesampainya di depan pintu, aku mencoba untuk mengetuk pintu tua berwana merah hati itu. “ tok..tok..tok Apakah ada orang di dalam ? “ Beberapa kali aku mencoba namun tetap tidak ada jawaban. Hujan mulai turun dengan derasnya. Pepohonan besar yang dimiliki hutan tak bisa membendung air yang berjatuhan. Akhirnya aku memberanikan diri membuka pintu yang ternyata tidak dikunci itu untuk segera masuk dan menutup pintu.

Kamis, 22 Desember 2011

Matahari dan Bumi



     "...kau ingat ketika itu kita berjalan berdampingan, kita lewati waktu mencapai tujuan indah kita bersama..."




  
     Pada suatu waktu, ketika matahari dan bumi sedang melakukan kewajibannya sebagai penopang kehidupan manusia yang tinggal di bumi, bumi bercerita kepada matahari tentang perasaannya.


Bumi       : '' Wahai matahari, alangkah nikmatnya jika aku menjadi dirimu yang hanya berotasi di satu tempat, sedangkan aku harus berjalan memutar dan mengelilingimu. ''

Matahari : '' Justru aku iri kepada kau dan planet'' yang mengelilingiku. Kau mungkin berpikir aku tidak merasakan panasnya api yang menyelimutiku ini. Rasanya sangat tidak menyenangkan, tapi aku tidak pernah mengeluh. "

Benar dan Salah

     Jika saya ditanya tentang salah dan benar, maka jawaban saya tidak pernah berubah.

"Tidak ada kesalahan yang absolute dan kebenaran akan selalu relative"

     Maka setelah itu, saya akan berjumpa dengan wilayah abu-abu, pembenaran atas keberpihakan terhadap kesalahan.

     Sadar atau tidak, kita berjumpa dengan benar dan salah ini setiap hari. Hanya saja situasinya bergantung pada keadaan kita. Dalam memutuskan-pun kadang-kadang kita belum yakin, apakah keputusannya sudah benar atau ternyata salah ? Jika keputusannya masih dapat di undo sih gak apa-apa, tapi jika keputusannya sudah final dan tidak dapat di anulir maka kita harus bernegosiasi terhadap akibat atau konsekuensinya. Lagi-lagi pertanyaannya adalah, apa yang benar dan apa yang salah ? Konsekuensinya benar atau salah ? Padahal tak ada kesalahan yang absolute dan kebenaran selalu relative.

     Jika salah dan benar tidak ada yang memiliki kebenaran yang hakiki seperti memilih hitam dan putih, maka eksistensi benar dan salah tak harus di pertanyakan ! Artinya...

"Jangan takut melangkah jika hanya pertimbangan benar atau salah atas langkah itu... karena apapun putusan dari langkah itu, tidak ada yang benar menjadi sebuah kebenaran absolute, dan tidak ada kesalahan yang mutlak sebagai sebuah kesalahan... Jadi kenapa harus takut untuk melangkah "

Rabu, 21 Desember 2011

Teman




 " Saat itu sinar matahari di ufuk senja terasa begitu indah dan hangat
ditemani secangkir kopi dan kamu, kawan "

Teman.. bagaimana jika hatiku merasa sedih.
  Ceritakan dan lepaskan semua kesedihanmu padaku.
Teman.. bagaimana jika hatiku merasa terluka.
  Ceritakan dan akan ku obati lukamu.
Teman.. bagaimana jika hatiku merasa kesal.
  Ceritakan dan akan ku hibur hatimu.
Teman.. bagaimana jika hatiku merasa marah.
  Ceritakan dan lampiaskan kemarahanmu padaku.
Teman.. bagaimana jika hatiku merasa sendiri.
  Ceritakan dan aku akan datang menemanimu.
Teman.. bagaimana jika hatiku merasa dilema.
  Ceritakan dan kan kuberi pendapat yang baik untukmu.

Teman.. namun bagaimana jika hatiku merasa senang.
  Bersenang – senanglah terhadap kesenanganmu itu dan hatikupun akan ikut merasa senang.
Teman.. namun bagaimana jika hatiku merasa gembira.
  Bergembiralah terhadap kegembiraanmu itu dan hatikupun akan ikut merasa gembira.
Teman.. namun bagaimana jika hatiku merasa bangga.
  Berbanggalah terhadap kebanggaanmu itu dan hatikupun akan ikut merasa bangga.
Teman.. bagaimana jika hatiku merasa lemah.
  Ceritakan dan ku kan disampingmu tuk menjadi sandaranmu.

Teman.. bagaimana jika hatiku merasa lupa akan kamu.
  Tak apa.. tetap kejarlah tujuanmu walo harus lupakanku.
Teman.. bagaimana jika hatiku merasa bersalah akan kamu.
  Tak apa.. tetap lakukan apapun yang terbaik untukmu.
Teman.. bagaimana jika hatiku mengatakan aku minta maaf.
  Teman.. maafku telah ada sebelum kamu meminta.

Teman.. terima kasih...