Senin, 26 Desember 2011

Ruang Waktu




" Aku terjebak dalam waktu. Entah dimana aku, yang pasti kurasakan sakit yang teramat sangat disini... TOLONG AKU !! "



 




     Ketika itu gelap dan sepi diluar. Aku memberanikan diri untuk masuk kedalam rumah yang terlihat tua dan rapuh itu. Aku berjalan dengan sangat hati – hati karena jalan menuju rumah tersebut licin dan ditutupi lumut. Mungkin karena sudah lama sekali rumah itu ditinggalkan oleh pemiliknya. Sesampainya di depan pintu, aku mencoba untuk mengetuk pintu tua berwana merah hati itu. “ tok..tok..tok Apakah ada orang di dalam ? “ Beberapa kali aku mencoba namun tetap tidak ada jawaban. Hujan mulai turun dengan derasnya. Pepohonan besar yang dimiliki hutan tak bisa membendung air yang berjatuhan. Akhirnya aku memberanikan diri membuka pintu yang ternyata tidak dikunci itu untuk segera masuk dan menutup pintu.

     Aku terkejut ketika melihat suasana dalam rumah yang begitu rapih dan bersih, seperti ada yang baru saja membersihkan rumah ini. Tidak seperti tampak luar yang terlihat kotor dan menyeramkan. Di dalam terasa hangat dan nyaman sekali. “ Apakah ada orang didalam ? “ Dengan sedikit berteriak aku berusaha memastikan apakah ada orang didalam rumah ini karena, aku takut dituduh pencuri, masuk tanpa izin pemilik rumah. Beberapa kali aku berteriak tetap saja tidak ada jawaban. Akhirnya aku memutuskan bahwa rumah ini tidak berpenghuni dan aku hanya sendirian di dalam rumah yang berada di tengah – tengah hutan hujan yang lebat ini.

     Kemudian, aku berjalan menuju sebuah lorong di dalam rumah, mencari tempat untuk tidur malam ini. Kutelusuri lorong itu sampai kutemukan sebuah pintu tepat diujung lorong tesebut. Kubuka pintu itu dan tepat sekali didalam ternyata sebuah kamar tidur namun gelap. Kunyalakan lampu dalam kamar tersebut dan, “ AAAAAaaaarrgghh….” alangkah terkejutnya ketika aku berbalik dan melihat sebuah mayat manusia tergantung tepat dihadapanku. Tubuhnya penuh luka dan darahnya masih mengalir dari tubuhnya. Aku pikir mungkin dia baru mati beberapa saat yang lalu. Aku berlari keluar ruangan itu sampai kedepan pintu dimana aku pertama kali masuk kedalam rumah ini. Tanpa kusadari beberapa saat kumelihat sekeliling rumah, suasana dalam rumah ini telah berubah. Ruangannya tak lagi rapih dan bersih. Semua berantakan, kotor dan terlihat menyeramkan. Semakin terasa berdebar jantungku melihat kejadian yang aneh ini. Segera kubalikan badan untuk segera keluar dari rumah ini tetapi, “ lho..Kemana pintu dibelakangku tadi ? “ tiba – tiba pintu masuk kedalam rumah ini hilang entah kemana. Kejadian aneh itu, ditambah semua kejanggalan yang kutemukan di dalam rumah ini membuatku merinding dan ingin berlari keluar secepat mungkin. Segera kucari pintu keluar lainnya dengan berlari dan nafas yang terengah – engah. Segera aku berkeliling dalam rumah ini untuk mencari pintu keluar dan setelah beberapa saat kusadari bahwa aku hanya berkeliling dalam 1 ruangan ini saja, padahal aku merasa berlari lurus kearah kiri, namun aku selalu kembali dan kembali ke ruangan ini. Aku semakin ketakutan karena hal yang tak masuk akal itu dan akupun merasa tak sanggup lagi berlari. Air mataku pecah dalam ketakutanku.

     Tak berapa lama kudengar suara langkah kaki dari lorong kamar tidur yang tadi kutemukan. Langkah kaki itu semakin terdengar jelas dan sepertinya mendekat ke arahku. Aku semakin ketakutan dan berusaha untuk menjauh. “ Siapa disana, hei..siapa disana ? “ Dengan badan gemetaran kucoba berdiri dan melihat kearah lorong itu untuk melihat siapa yang mendekat kearahku. Terlihat samar karena gelap tapi sepertinya aku mengenali pakaian yang ia pakai dan cara ia berjalan. “ Kenapa kau ketakutan seperti itu ? “ Nada bicaranya, pakaian dan cara ia berjalan itu kusadari sama sepertiku. Dengan rasa penasaran dan takut kudekati dia. Dan alangkah terkejutnya aku ketika melihatnya. “ Aku adalah mayat yang tadi kau temukan di kamar itu, dan aku adalah kau ! “ Aku terhenyak mendengar perkataannya itu. Bagaimana bisa ada orang yang benar – benar mirip denganku di dunia ini. “ Kau,,, siapa kau ? Kenapa kau begitu mirip denganku dan kenapa kau bisa hidup lagi. Kau,,,, kau kan sudah mati ? “ Dengan perasaan takut kucoba untuk bertanya padanya. Namun ia tak menjawab. Ia terus berjalan mendekatiku dan seperti mencoba menangkapku. Aku sesegera mungkin mundur dan ingin coba berlari. Tapi rasanya sangat berat kakiku kugerakan. Mungkin karena rasa takut yang besar membuat kakiku ini tidak bisa kugerakan dengan bebas. “ Kenapa kau takut pada dirimu sendiri ? Aku ini adalah kau. “ Dia menghampiriku dan berada tepat dihadapanku sekarang. Lalu dia menepuk pundakku dan tiba – tiba suasana rumah itu kembali berubah seperti pertama kali aku masuk tadi. Suasana rumah itu kembali rapih dan bersih serta hangat. Kulihat kembali kearahnya dan dia-pun berubah. Mukanya tak lagi berlumuran darah dan luka – luka ditubuhnya hilang.

     Ia kemudian mengajakku berkeliling melihat rumah itu. Terdengar suara teriakan dan tangisan di dalam sebuah kamar di ujung lorong. Dia mengajakku masuk untuk melihat apa yang terjadi di dalam. Rasa takutku sekarang berganti dengan rasa penasaran dan heran. Aku mengikutinya masuk kedalam kamar itu tanpa harus membuka pintu. Dan didalam kulihat suatu kejadian yang entah kenapa itu terasa sangat menyakitkan untukku. Seorang lelaki berbadan tinggi besar dengan sebilah pisau ditangannya sedang mencoba untuk memotong bagian tubuh seorang manusia yang terbaring di atas sebuah tempat tidur dan sudah tak bernyawa. Didepannya duduk seorang wanita dan seorang anak laki – laki dengan tangan terikat yang tengah menangis dan berteriak. Setelah beberapa saat kumengenali siapa mereka. Mereka adalah ibuku dan juga aku, dan laki – laki yang bertubuh besar itu adalah ayahku serta mayat yang terbaring itu adalah adikku. Hatiku terasa sakit sekali ketika aku menyadari hal itu. Segera kudatangi ayahku dan kucoba untuk menghentikan aksinya. Namun aku tidak bisa menyentuhnya. “ Kau takkan bisa berbuat apa – apa.. kau itu sudah mati. “ Seperti tersambar petir di siang hari aku mendengar perkataan itu dari mulutnya. Ternyata aku sudah mati.. “ Namun kenapa aku bisa mati, apa ayahku akan membunuhku juga ? “ Dia tidak menjawab apa – apa.

     Kembali aku terfokus pada kejadian yang tengah kulihat di depan mataku ketika ayahku sendiri mencincang adikku tanpa ampun. Perih terasa hatiku melihat kejadian dihadapanku ini. Ketika selesai dia langsung menghampiri dan membawaku kesamping adikku. Kulihat aku berusaha melawan namun usahaku itu sia – sia. Dipukulnya dengan sebuah balok kayu dan terus dipukuli sampai kulihat darah mulai mengalir dari kepalaku dan seluruh tubuhku penuh luka. “ Lihatlah ini istriku tercinta, lihatlah ketika anak – anakmu ini mati ditanganku. Hahahahaha…” Kulihat ibuku menangis dan terus berteriak dengan kerasnya meminta suaminya untuk segera menyudahi perbuatannya itu. Namun terlihat ayahku itu tidak peduli lagi dengan perkataan ibuku. Aku disana mencoba untuk memukul ayahku dengan merebut balok kayu yang ada ditangannya. Dia meringis kesakitan ketika aku memukul tepat di kepalanya dengan keras. Aku berusaha bangkit dan menghampiri ibuku untuk melepas ikatan ibuku pada kursi yang ia duduki dan segera pergi. Namun usahaku gagal dan ayahku langsung mencekik leherku dari belakang hingga aku tidak bisa bernapas dan mati. Ayahku menggantung tubuhku dalam keadaan tak bernyawa dan tertawa begitu kerasnya. “ Hahahahahahahaa… Anak – anakmu sekarang telah pergi ke neraka. Sekarang aku puas, aku sangat puas. Hahaa..” Ibuku menangis dan berteriak dengan kerasnya berharap ada yang mendengar dan menolongnya. Namun sia – sia saja karena rumah ini berada jauh dari keramaian dan terletak di tengah hutan lebat. “ Inilah balasan karena kau telah berani berselingkuh dariku. Kau tidak berhak berbuat itu terhadapku. Hahaha.. Lihatlah balasannya. “. “ Aku tidak berselingkuh, dia hanya rekan kerjaku dikantor, dan kau pun tahu itu kan. Dia juga sahabat dekatmu bukan. Kenapa kau lakukan ini terhadapku ? “ Dengan menangis ibuku mencoba untuk menjelaskan, namun kelihatannya ayahku sudah tidak peduli lagi dengan apa yang ibuku katakan. Ayahku membawa ibuku keluar rumah dan tak tahu mau dibawa kemana ibuku.

     Ketika aku hendak mengikuti ibuku suasana dalam ruangan itu kembali berubah. Kembali terlihat kotor dan menyeramkan. “ sekarang kau percaya, kau itu aku dan kau telah mati ? “ Aku mulai sadari ini ternyata benar – benar terjadi. Aku telah mati, dan aku mati dibunuh oleh ayahku sendiri. “ Lalu bagaimana dengan ibuku ? “ Aku berusaha menerima takdirku namun aku masih penasaran dengan ibuku. “ Ibumu selamat. Dia berhasil melarikan diri dari ayahmu. Dan ia mati dengan tenang dalam keadaan tertidur di rumah sakit jiwa pada tahun 1755 ” Dia menjelaskan dengan nada datar. “ Ternyata begitu, aku sudah mati. Lalu kenapa aku disini ? kenapa aku bisa bertemu denganmu dan kenapa kau perlihatkan bagaimana aku bisa mati ? “ Semua pertanyaan itu tidak dijawab. Ia tiba – tiba menghilang dari hadapanku dan suasana rumah itu terlihat kembali bersih dan kembali aku melihat kejadian dimana adikku dan aku dibunuh oleh ayahku sendiri. Terus dan terus berulang. Entah kenapa saat melihat itu aku merasakan sakit yang teramat sangat. Sepertinya aku mengalami kesakitan yang ku alami saat ayahku membunuhku. “ Kenapa ini, kenapa aku ? KENAPAAAAAaaaaa……!!!!! ” Aku terjebak dalam waktu. Entah dimana aku, yang pasti kurasakan sakit yang teramat sangat disini.

     TOLONG AKU  !!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar